Begitulah hidup ini, manusia selalu menginginkan sesuatu yang tidak benar-benar ada. Apa yang bisa diinginkan pastilah bisa didapatkan seperti halnya yang tidak ada itu sebenarnya adalah ada karena bila ia tidak ada maka kita takkan tahu kalau ia tidak ada. Tidak ada adalah sebuah konsep, dan konsep tidak ada itu benar-benar ada dan membayangi hidup kita.
Setiap orang dikepung oleh berbagai konsep dan sering merasa tidak berdaya untuk menolak konsep-konsep tersebut. Kebahagiaan, kebenaran, adalah konsep-konsep yang sering menyesatkan dan disalah pahami, bahkan orang-orang hidup dan dibesarkan oleh konsep tersebut dan akan terbawa sampai mati.
Sakit itu hanya dirasakan oleh orang-orang yang sehat dan sehat hanya dirasakan oleh orang-orang yang sakit. Kenyang itu hanya dirasakan oleh orang-orang yang lapar dan lapar itu hanya dirasakan oleh orang-orang yang kenyang. Benci itu hanya dirasakan oleh orang-orang yang cinta dan cinta itu hanya dirasakan oleh orang-orang yang benci. Bahagia itu hanya dirasakan oleh orang-orang yang bersedih dan sedih itu hanya dirasakan oleh orang-orang yang berbahagia.
Sabtu, 18 Juli 2009
0 Ketakutan dan Eksistensi Manusia
Bayangkan rasa takut itu tidak hadir dalam diri kita, apa yang akan terjadi?
Banyak orang bergulat dengan rasa takut sepanjang hidupnya. Hidupnya diwarnai dengan beraneka warna ketakutan yang beberapa di antaranya sama sekali tidak masuk akal. Apa yang menakutkan bagi seseorang sering kali tidak menakutkan bagi seseorang yang lain. Hal ini membuktikan bahwa takut hanyalah perasaan idividual atau subjektif. Jika seseorang dapat mengatasi rasa takutnya yang sebagian besar sebenarnya tidak perlu maka hidupnya akan lebih bebas dan menyenangkan. Ketakutan itu lebih seperti tembok yang memenjara dan membelenggu. Nietscze berpandangan bahwa sebenarnya moral berakar dari rasa takut.
Bila manusia tidak memiliki rasa takut, barangkali hidup ini akan menjadi medan pertempuran yang sengit yang penuh dengan anarki. Takut itu sendiri sebagian besar berasal dari ketakutan akan hilangnya eksistensi diri yang sering diidentikkan dengan kematian. Eksistensi adalah kunci hidup manusia. Manusia melakukan apa yang mereka lakukan adalah untuk merasakan eksistensinya dan mereka akan merasa menderita jika eksistensinya dilukai atau diabaikan. Mengapa orang ingin dianggap penting, ingin memiliki banyak harta, ingin memiliki segalanya yang bisa dimiliki, ingin hidup abadi, semua itu adalah demi eksistensi yang sesungguhnya tidak sepenuhnya milik kita. Orang-orang demikian adalah mereka yang tidak percaya diri dan memendam ketakutan terhadap ketidak pastian eksistensi diri tersebut.
Banyak orang bergulat dengan rasa takut sepanjang hidupnya. Hidupnya diwarnai dengan beraneka warna ketakutan yang beberapa di antaranya sama sekali tidak masuk akal. Apa yang menakutkan bagi seseorang sering kali tidak menakutkan bagi seseorang yang lain. Hal ini membuktikan bahwa takut hanyalah perasaan idividual atau subjektif. Jika seseorang dapat mengatasi rasa takutnya yang sebagian besar sebenarnya tidak perlu maka hidupnya akan lebih bebas dan menyenangkan. Ketakutan itu lebih seperti tembok yang memenjara dan membelenggu. Nietscze berpandangan bahwa sebenarnya moral berakar dari rasa takut.
Bila manusia tidak memiliki rasa takut, barangkali hidup ini akan menjadi medan pertempuran yang sengit yang penuh dengan anarki. Takut itu sendiri sebagian besar berasal dari ketakutan akan hilangnya eksistensi diri yang sering diidentikkan dengan kematian. Eksistensi adalah kunci hidup manusia. Manusia melakukan apa yang mereka lakukan adalah untuk merasakan eksistensinya dan mereka akan merasa menderita jika eksistensinya dilukai atau diabaikan. Mengapa orang ingin dianggap penting, ingin memiliki banyak harta, ingin memiliki segalanya yang bisa dimiliki, ingin hidup abadi, semua itu adalah demi eksistensi yang sesungguhnya tidak sepenuhnya milik kita. Orang-orang demikian adalah mereka yang tidak percaya diri dan memendam ketakutan terhadap ketidak pastian eksistensi diri tersebut.
1 Komitmen
Sesuatu barangkali sering mudah diucapkan namun sulit untuk dilakukan, dapat juga sebaliknya mudah untuk dilakukan namun sulit untuk diucapkan. Apakah sesuatu itu harus diucapkan atau dilakukan atau kedua-duanya.
Hidup adalah sebuah komitmen yang harus ditepati. Tanpa itu hidup ini tak lebih dari daun yang jatuh dan diterbangkan angin ke arah yang tak seorang pun tahu. Untuk menepati suatu komitmen, hidup tak perlu menjadi sulit, malah hidup akan lebih hidup dan berwarna karena sesungguhnya untuk alasan itulah kita hidup.
Kesedihan, kemelaratan, rasa sakit yang selalu membayangi dan kita takuti itu adalah debu-debu yang menghalangi pandangan kita pada tujuan yang sebenarnya. Bagaimana seseorang menjadi orang lain yang dicita-citakannya sejak kecil menggambarkan lemahnya komitmen yang ia miliki. Segala apa yang dicita-citakan atau dibayangkan pastilah dapat dilakukan. Dan seseorang tidak perlu menjadi seorang anarkis untuk dapat menepati komitmen hidupnya. Barangkali lingkungan dan teman-teman telah membuatnya menjadi lemah atau selalu mengalihkan perhatian dan fokus yang sesungguhnya namun tetap saja cita-cita itu ada di sana. Jika seseorang tidak pergi ke sana untuk menepati komitmen hidupnya--yang dalam 'The Alchemist' disebut dengan "legenda hidup pribadi", seseorang tersebut tidak akan pernah merasa bahagia, kalaupun ia bahagia (sukses dalam karir dan hidupnya sekarang), hal itu hanyalah kebahagiaan semu. Seperti halnya Odisious yang tinggal di pulau Callipso. Jika ia lemah, ia takkan pernah bisa kembali ke rumah.
Sebenarnya perjalanan hidup ini bukan perjalanan untuk pergi ke suatu tempat yang asing, namun untuk kembali ke rumah kita yang sejati, legenda pribadi kita. Seperti Odisious, banyak orang yang akhirnya berhasil kembali dan seperti rombongannya lebih banyak lagi yang tersasar dan tidak pernah kembali. Rumah adalah gambaran surga dan kebahagiaan kita. Di sana isteri menunggu dan segala kenyamanan dan kecukupan. Apakah kita akan menggelandang selamanya? Atau tinggal di tempat yang asing dengan keterasingan dan kebahagiaan yang palsu. Jauh dalam hati akan muncul sebentuk perasaan rindu rumah dan putus asa jika kita tidak menepati komitmen itu.
Hidup adalah sebuah komitmen yang harus ditepati. Tanpa itu hidup ini tak lebih dari daun yang jatuh dan diterbangkan angin ke arah yang tak seorang pun tahu. Untuk menepati suatu komitmen, hidup tak perlu menjadi sulit, malah hidup akan lebih hidup dan berwarna karena sesungguhnya untuk alasan itulah kita hidup.
Kesedihan, kemelaratan, rasa sakit yang selalu membayangi dan kita takuti itu adalah debu-debu yang menghalangi pandangan kita pada tujuan yang sebenarnya. Bagaimana seseorang menjadi orang lain yang dicita-citakannya sejak kecil menggambarkan lemahnya komitmen yang ia miliki. Segala apa yang dicita-citakan atau dibayangkan pastilah dapat dilakukan. Dan seseorang tidak perlu menjadi seorang anarkis untuk dapat menepati komitmen hidupnya. Barangkali lingkungan dan teman-teman telah membuatnya menjadi lemah atau selalu mengalihkan perhatian dan fokus yang sesungguhnya namun tetap saja cita-cita itu ada di sana. Jika seseorang tidak pergi ke sana untuk menepati komitmen hidupnya--yang dalam 'The Alchemist' disebut dengan "legenda hidup pribadi", seseorang tersebut tidak akan pernah merasa bahagia, kalaupun ia bahagia (sukses dalam karir dan hidupnya sekarang), hal itu hanyalah kebahagiaan semu. Seperti halnya Odisious yang tinggal di pulau Callipso. Jika ia lemah, ia takkan pernah bisa kembali ke rumah.
Sebenarnya perjalanan hidup ini bukan perjalanan untuk pergi ke suatu tempat yang asing, namun untuk kembali ke rumah kita yang sejati, legenda pribadi kita. Seperti Odisious, banyak orang yang akhirnya berhasil kembali dan seperti rombongannya lebih banyak lagi yang tersasar dan tidak pernah kembali. Rumah adalah gambaran surga dan kebahagiaan kita. Di sana isteri menunggu dan segala kenyamanan dan kecukupan. Apakah kita akan menggelandang selamanya? Atau tinggal di tempat yang asing dengan keterasingan dan kebahagiaan yang palsu. Jauh dalam hati akan muncul sebentuk perasaan rindu rumah dan putus asa jika kita tidak menepati komitmen itu.
0 Manusia Bisa Mengalahkan Takdirnya
Dari seluruh kata bijak yang pernah kudengar, "Manusia bisa mengalahkan takdirnya" adalah yang terbaik menurutku. Kalimat sederhana ini memiliki makna yang sangat dalam. Bagaimana menjadi demikian?
Takdir
Banyak orang yang berspekulasi tentang takdir. Bila orang tersebut gagal dalam melakukan sesuatu atau berhasil biasanya ia mengatakan bahwa hal itu adalah takdir. Sejak lama manusia dipersepsikan tidak berdaya di hadapan takdir (yang notabene adalah sebuah rahasia itu). Sesungguhnya tak seorang pun tahu takdir yang ditetapkan terhadap dirinya--kalau hal itu sungguh ada. Seringnya yang mereka sebut takdir adalah pandangan masyarakat yang memiliki kepercayaan tertentu terhadap suatu kepastian yang sesungguhnya belum pasti. Orang-orang yang hidup miskin menganggap kemiskinan mereka adalah sebuah takdir. Orang-orang yang mendapatkan keberuntungan juga menganggap hal yang sama.
Kata bijak di atas menolak semua itu. Manusia dengan usahanya dapat mengubah takdirnya. Dalam Al Quran terdapat firman, 'Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum tersebut mengubah nasibnya sendiri'. Dengan demikian takdir manusia adalah menentukan takdirnya sendiri.
Cara seseorang memandang takdir sangat berpengaruh terhadap kehidupannya. Seseorang cenderung menjadi pasif ketika ia percaya bahwa segala sesuatu telah ditentukan dan ia hanyalah boneka yang tidak memiliki kehendak sendiri. Pandangan demikian berangkat dari keyakinan dan pengetahuan yang tidak sederhana seperti halnya juga yang memandang bahwa segala sesuatu tidak ditetapkan begitu saja. Dikatakan bahwa Tuhan mengetahui apa yang telah, sedang, dan akan terjadi karena Ia Maha Mengetahui. Dengan demikian seharusnya Tuhan tidak akan marah pada manusia apa pun tindakannya karena Ia telah mengetahui sebelumnya jauh sebelum manusia itu melakukannya. Juga dikatakan bahwa segala yang terjadi telah tertulis dalam sebuah kitab yang ditetapkan di sisi-Nya. Jadi ketika orang mengira telah melampaui takdirnya sesungguhnya ia sedang menjalani takdirnya. Jika takdir bekerja seperti itu maka manusia benar-benar menjadi mahluk yang paling malang karena jauh sebelum ia ada atau diciptakan ia telah ditentukan akan masuk surga atau neraka. Benarkah manusia diciptakan untuk menjalani takdirnya dengan cara seperti itu?
Barangkali memang benar dilihat dari esensinya seorang manusia tidaklah signifikan di hadapan kehidupan secara keseluruhan. Seorang manusia tidak lebih dari sebutir pasir di pantai yang membentuk sejarah panjang kehidupan. Banyak orang ingin tahu tentang kepastian itu; ingin mengetahui makna hidup yang rentan dan tak bernilai tersebut (jika dilihat dari perspektif yang lebih luas yaitu kehidupan atau sejarah secara keseluruhan). Dalam 'War and Peace' tolstoy menulis bahwa orang-orang yang tampaknya signifikan dalam sejarah seperti Napoleon sesungguhnya hanyalah penanda sejarah dimana ia sama tidak pentingnya atau barangkali justu lebih tidak penting dari kebanyakan orang yang membentuk sejarah itu sendiri. Perintah agama adalah sebuah paradox dimana ia mengharuskan umatnya percaya pada takdir dan menyebutkan bahwa Tuhan telah menentukan segalanya namun pada sisi lain ia menyuruh manusia untuk berbuat sesuatu dan akan menimbang perbuatannya untuk bisa memilah mereka mana yang masuk surga dan mana yang masuk neraka. Sulit untuk memahami hal ini. Dalam praktik kedokteran barangkali seorang dokter telah tahu/yakin bahwa pasiennya akan mati dan tidak dapat lagi disembuhkan namun dokter tersebut tetap menyuruh pasien itu untuk meminum obat. Dalam hal ini keyakinan dokter bisa saja salah dan pasien masih memiliki harapan meskipun sangat kecil untuk sembuh, setidaknya harapan akan suatu keajaiban. Namun takdir adalah suatu hal yang lain, suatu yang mutlak dan Tuhan tidak mungkin ragu-ragu atas keputusan-Nya.
Barangkali takdir itu memang membayangi kita sepanjang hidup ini. Bagaimana seseorang terlahir sebagai laki-laki pada keluarga tertentu pada jaman tertentu sehingga mengenal orang-orang tertentu dan diperlakukan dengan cara tertentu hingga memiliki pandangan tertentu dan melakukan hal-hal tertentu karena memiliki keyakinan tertentu. Segala sesuatu memang memiliki alasan, namun segala alasan itupun berada dalam rangkaian panjang yang sulit untuk dijelaskan dan sulit untuk dipahami kalaupun dapat dijelaskan. Semua orang akan mati adalah sebuah takdir yang tidak terbantah. Lalu, bagaimana manusia bisa mengalahkan takdirnya?
Jika diambil jalan tengah untuk merujukkan paradox tersebut, barangkali yang tertulis di sisi Tuhan sebagai takdir adalah rumusan dasar yang dengan itu manusia dapat mengembangkan dan menciptakan segala sesuatu dalam lingkup rumus tersebut. Hingga takdir itu tidak terjadi begitu saja dari kekosongan namun dari rangkaian panjang sebab-akibat yang rumit namun pasti. Pandangan ini pun sebenarnya tidak memuaskan.
Takdir
Banyak orang yang berspekulasi tentang takdir. Bila orang tersebut gagal dalam melakukan sesuatu atau berhasil biasanya ia mengatakan bahwa hal itu adalah takdir. Sejak lama manusia dipersepsikan tidak berdaya di hadapan takdir (yang notabene adalah sebuah rahasia itu). Sesungguhnya tak seorang pun tahu takdir yang ditetapkan terhadap dirinya--kalau hal itu sungguh ada. Seringnya yang mereka sebut takdir adalah pandangan masyarakat yang memiliki kepercayaan tertentu terhadap suatu kepastian yang sesungguhnya belum pasti. Orang-orang yang hidup miskin menganggap kemiskinan mereka adalah sebuah takdir. Orang-orang yang mendapatkan keberuntungan juga menganggap hal yang sama.
Kata bijak di atas menolak semua itu. Manusia dengan usahanya dapat mengubah takdirnya. Dalam Al Quran terdapat firman, 'Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum tersebut mengubah nasibnya sendiri'. Dengan demikian takdir manusia adalah menentukan takdirnya sendiri.
Cara seseorang memandang takdir sangat berpengaruh terhadap kehidupannya. Seseorang cenderung menjadi pasif ketika ia percaya bahwa segala sesuatu telah ditentukan dan ia hanyalah boneka yang tidak memiliki kehendak sendiri. Pandangan demikian berangkat dari keyakinan dan pengetahuan yang tidak sederhana seperti halnya juga yang memandang bahwa segala sesuatu tidak ditetapkan begitu saja. Dikatakan bahwa Tuhan mengetahui apa yang telah, sedang, dan akan terjadi karena Ia Maha Mengetahui. Dengan demikian seharusnya Tuhan tidak akan marah pada manusia apa pun tindakannya karena Ia telah mengetahui sebelumnya jauh sebelum manusia itu melakukannya. Juga dikatakan bahwa segala yang terjadi telah tertulis dalam sebuah kitab yang ditetapkan di sisi-Nya. Jadi ketika orang mengira telah melampaui takdirnya sesungguhnya ia sedang menjalani takdirnya. Jika takdir bekerja seperti itu maka manusia benar-benar menjadi mahluk yang paling malang karena jauh sebelum ia ada atau diciptakan ia telah ditentukan akan masuk surga atau neraka. Benarkah manusia diciptakan untuk menjalani takdirnya dengan cara seperti itu?
Barangkali memang benar dilihat dari esensinya seorang manusia tidaklah signifikan di hadapan kehidupan secara keseluruhan. Seorang manusia tidak lebih dari sebutir pasir di pantai yang membentuk sejarah panjang kehidupan. Banyak orang ingin tahu tentang kepastian itu; ingin mengetahui makna hidup yang rentan dan tak bernilai tersebut (jika dilihat dari perspektif yang lebih luas yaitu kehidupan atau sejarah secara keseluruhan). Dalam 'War and Peace' tolstoy menulis bahwa orang-orang yang tampaknya signifikan dalam sejarah seperti Napoleon sesungguhnya hanyalah penanda sejarah dimana ia sama tidak pentingnya atau barangkali justu lebih tidak penting dari kebanyakan orang yang membentuk sejarah itu sendiri. Perintah agama adalah sebuah paradox dimana ia mengharuskan umatnya percaya pada takdir dan menyebutkan bahwa Tuhan telah menentukan segalanya namun pada sisi lain ia menyuruh manusia untuk berbuat sesuatu dan akan menimbang perbuatannya untuk bisa memilah mereka mana yang masuk surga dan mana yang masuk neraka. Sulit untuk memahami hal ini. Dalam praktik kedokteran barangkali seorang dokter telah tahu/yakin bahwa pasiennya akan mati dan tidak dapat lagi disembuhkan namun dokter tersebut tetap menyuruh pasien itu untuk meminum obat. Dalam hal ini keyakinan dokter bisa saja salah dan pasien masih memiliki harapan meskipun sangat kecil untuk sembuh, setidaknya harapan akan suatu keajaiban. Namun takdir adalah suatu hal yang lain, suatu yang mutlak dan Tuhan tidak mungkin ragu-ragu atas keputusan-Nya.
Barangkali takdir itu memang membayangi kita sepanjang hidup ini. Bagaimana seseorang terlahir sebagai laki-laki pada keluarga tertentu pada jaman tertentu sehingga mengenal orang-orang tertentu dan diperlakukan dengan cara tertentu hingga memiliki pandangan tertentu dan melakukan hal-hal tertentu karena memiliki keyakinan tertentu. Segala sesuatu memang memiliki alasan, namun segala alasan itupun berada dalam rangkaian panjang yang sulit untuk dijelaskan dan sulit untuk dipahami kalaupun dapat dijelaskan. Semua orang akan mati adalah sebuah takdir yang tidak terbantah. Lalu, bagaimana manusia bisa mengalahkan takdirnya?
Jika diambil jalan tengah untuk merujukkan paradox tersebut, barangkali yang tertulis di sisi Tuhan sebagai takdir adalah rumusan dasar yang dengan itu manusia dapat mengembangkan dan menciptakan segala sesuatu dalam lingkup rumus tersebut. Hingga takdir itu tidak terjadi begitu saja dari kekosongan namun dari rangkaian panjang sebab-akibat yang rumit namun pasti. Pandangan ini pun sebenarnya tidak memuaskan.
0 Jalan Menikung
Jalan menikung menanjak lurus bercabang menuju ke tempat-tempat yang jauh. Orang hanya lewat saja dan kadang-kadang mengeluh karena jalan berlubang, bergelombang, menanjak, jauh, dan rusak. Bagaimana pun kondisi jalan itu dan seberapa jauhnya adalah mudah untuk dilewati karena jalan itu telah dilewati oleh orang yang membuatnya, para kuli, bahkan mungkin dengan berjalan kaki. Perasaan keberatan dan keluh kesah tidak membuat sebuah jalan menjadi lebih mudah dilewati, malah sebaliknya.
0 Orang-orang Lemah yang Disesatkan Konsep 'Kebahagiaan'
Yang membuat hidup ini terasa berat adalah karena manusia bersikap lemah terhadap dirinya sendiri. Panasnya matahari, derasnya hujan, dinginnya malam, adalah fenomena alam yang biasa-biasa saja, namun bagi kebanyakan orang hal tersebut adalah rintangan yang sangat berat untuk dihadapi. Jika direnungkan kembali mengapa kegagalan itu terjadi maka kita akan sekali lagi menjumpai bahwa sikap lemah dan tidak konsisten adalah awal dari kegagalan tersebut. Jika demikian adanya, hidup ini sungguh membosankan, hanya melakukan apa yang mudah dan tanpa risiko. Mengeluh adalah ciri orang yang lemah dan ingin dikasihani. Hidup ini tidaklah menyedihkan sama sekali. Keluarlah dan di sana terdapat gunung-gunung yang berbeda-beda, sungai-sungai yang mengalir dengan deras, sawah-sawah yang menghampar seperti karpet hijau raksasa, orang-orang bicara dengan bahasa yang bermacam-macam, jalanan selalu menuju ke suatu tempat dan tidak pernah ke ketiadaan.
Bumi ini tidak begitu luas, setiap orang bisa pergi ke mana saja yang ia kehendaki bahkan dengan berjalan kaki. Kegagalan melakukan sesuatu adalah tanggung jawab seseorang itu sendiri. Karena ia lemah. Setiap orang bisa menjadi lebih baik dari dirinya sekarang ini. Kenapa setiap orang menginginkan kebahagiaan dan apakah kebahagiaan itu. Kebahagiaan adalah konsep yang tidak jelas dan menyesatkan. Voltaire mengatakan bahwa 'kebahagiaan sepanjang hidup manusia adalah jadwal yang menyibukkan'. Kebahagiaan dianggap begitu penting dan sakral hingga orang-orang menjadi lemah menjalani hidup. Orang-orang lebih suka berbaring di tempat tidur dan bermalas-malasan daripada bekerja keras karena bagi mereka bermalasan dan bersantai adalah suatu bentuk kebahagiaan.
Bumi ini tidak begitu luas, setiap orang bisa pergi ke mana saja yang ia kehendaki bahkan dengan berjalan kaki. Kegagalan melakukan sesuatu adalah tanggung jawab seseorang itu sendiri. Karena ia lemah. Setiap orang bisa menjadi lebih baik dari dirinya sekarang ini. Kenapa setiap orang menginginkan kebahagiaan dan apakah kebahagiaan itu. Kebahagiaan adalah konsep yang tidak jelas dan menyesatkan. Voltaire mengatakan bahwa 'kebahagiaan sepanjang hidup manusia adalah jadwal yang menyibukkan'. Kebahagiaan dianggap begitu penting dan sakral hingga orang-orang menjadi lemah menjalani hidup. Orang-orang lebih suka berbaring di tempat tidur dan bermalas-malasan daripada bekerja keras karena bagi mereka bermalasan dan bersantai adalah suatu bentuk kebahagiaan.
0 the god of modern people
A man never satisfy with what has he had. It is because people pursue things. Things are never satisfied, never good enough. After we got them, they lost their value. Actually the value is depend on us, the subject.
We are prisoned by our lust and ambition. Money is god for many modern people although they never admit it. People become more and more materialistic today, everything is measured by appearance. This life become shallow pathetic one.
I do not curse modern life where the base in capitalism with its god 'capital' or money. I just want to see in different point of view that people should be free to be anything to do anything as hisown capacity without much depend on money.
We are prisoned by our lust and ambition. Money is god for many modern people although they never admit it. People become more and more materialistic today, everything is measured by appearance. This life become shallow pathetic one.
I do not curse modern life where the base in capitalism with its god 'capital' or money. I just want to see in different point of view that people should be free to be anything to do anything as hisown capacity without much depend on money.
Senin, 13 Juli 2009
0 lembar-lembar yang terabaikan
ku pegang erat buku ini
hingga keringat menjadi lem
di jalan, di masjid, di terminal
di kampus
aku tak berkawan
hanya sebuah buku sahaja
antara orang-orang dan aku
ada jarak
yang tak bisa ditempuh
dalam waktu
antara aku dan buku
disatukan oleh kesepian
yang sama
ijinkan aku menemani waktu
yang bijak namun kesepian
dan orang bijak
percayalah...
adalah orang-orang paling tidak bahagia
orang yang paling bersedih
karena setiap denyut nadinya
mengalir keprihatinan yang dalam
pada mereka yang kelaparan
yang berperang demi tujuan kosong
yang tertipu oleh matanya
dan keyakinannya
yang disesatkan oleh agamanya
hati yang buta
yang hanya tahu
hitam adalah satu-satunya warna
hati yang dibakar nafsu
yang membunuh saudaranya demi surga
karena mengira surga adalah sebuah tempat
yang hanya bisa dihuni oleh beberapa orang
saja
yang mengira tuhan menciptakan perbedaan
untuk mengadilinya dengan timbangan yang sama
aku berdoa untuk orang-orang bijak itu
yang jika ia tidak menyembunyikan
pikiran-pikirannya
orang-orang akan menyembelihnya atau menggantungnya
atas nama tuhan
dan kebenaran
-nash-
hingga keringat menjadi lem
di jalan, di masjid, di terminal
di kampus
aku tak berkawan
hanya sebuah buku sahaja
antara orang-orang dan aku
ada jarak
yang tak bisa ditempuh
dalam waktu
antara aku dan buku
disatukan oleh kesepian
yang sama
ijinkan aku menemani waktu
yang bijak namun kesepian
dan orang bijak
percayalah...
adalah orang-orang paling tidak bahagia
orang yang paling bersedih
karena setiap denyut nadinya
mengalir keprihatinan yang dalam
pada mereka yang kelaparan
yang berperang demi tujuan kosong
yang tertipu oleh matanya
dan keyakinannya
yang disesatkan oleh agamanya
hati yang buta
yang hanya tahu
hitam adalah satu-satunya warna
hati yang dibakar nafsu
yang membunuh saudaranya demi surga
karena mengira surga adalah sebuah tempat
yang hanya bisa dihuni oleh beberapa orang
saja
yang mengira tuhan menciptakan perbedaan
untuk mengadilinya dengan timbangan yang sama
aku berdoa untuk orang-orang bijak itu
yang jika ia tidak menyembunyikan
pikiran-pikirannya
orang-orang akan menyembelihnya atau menggantungnya
atas nama tuhan
dan kebenaran
-nash-
0 Pak Tua yang Kesepian
Di langit penuh bintang. Ada yang berkelip-kelip antara nampak dan tidak nampak, ada yang bersinar benderang seperti lampu neon. Siapakah yang berani menjamin yang benderang itu lebih besar, lebih megah, lebih segalanya dari yang kelap-kelip itu? Bisa saja bintang yang kelap-kelip itu seribu kali lebih besar dari matahari, seribu kali lebih panas, dan seribu kali lebih agung. Siapa tahu..., ya siapa tahu.
Banyak manusia disesatkan keyakinan mereka sendiri. Mereka dengan gegabah mengira apa yang kelihatan besar itu benar-benar besar dan apa yang kelihatan kecil itu benar-benar kecil.
Orang tua itu selalu menatap langit. Seperti sang Nabi yang sedang resah menunggu wahyu. Bukan cuma langit yang memukaunya, juga laut, juga malam.
Di malam yang sunyi ia selalu pergi ke tepi laut di mana langit, laut, dan malam menyatu dan bintang-bintang dan debut ombak.
Orang-orang tak pernah tahu dari mana orang tua itu berasal. Tak seorang pun mengenalnya. Beberapa hari ini aku tidak melihatnya di sekitar pantai, padahal biasanya menjelang Isya' aku selalu melihatnya berjalan menyusuri pantai. Namun anehnya ia tak pernah berjalan menuju ke arahku berdiri, ia selalu berjalan menjauh hingga yang terlihat hanya punggungnya yang tampak semakin kecil, lalu menghilang. Aku sempat mengiranya hantu.
Itu peristiwa tujuh puluh tahun silam, saat itu aku berusia dua puluhan tahun. Sekarang aku pun kesepian seperti laki-laku tua itu. Aku pun menemukan kesenangan dengan berjalan-jalan menyusuri pantai tengah malam. Melihat langit penuh bintang, laut, juga malam. Seolah tujuh puluh tahun lalu aku melihat diriku yang sekarang pada laki-laki tua itu. Aku selalu bermaksud ingin berkenalan dengannya, berbincang-bincang, mendengarkan kisahnya ketika masih muda. Namun semua itu hanya ada dalam hati yang sangat jauh, lebih jauh dari bintang-bintang itu.
Begitulah sehari-hari aku menghabiskan malam dengan memandang laut, memandang langit, melamun, seolah aku tidak benar-benar melewati hari itu. Seperti mimpi. Kadang-kadang aku membayangkan, aku dilahirkan sudah dalam keadaan tua seperti ini, tanpa ayah tanpa ibu, lalu siapa yang melahirkanku?
Banyak manusia disesatkan keyakinan mereka sendiri. Mereka dengan gegabah mengira apa yang kelihatan besar itu benar-benar besar dan apa yang kelihatan kecil itu benar-benar kecil.
Orang tua itu selalu menatap langit. Seperti sang Nabi yang sedang resah menunggu wahyu. Bukan cuma langit yang memukaunya, juga laut, juga malam.
Di malam yang sunyi ia selalu pergi ke tepi laut di mana langit, laut, dan malam menyatu dan bintang-bintang dan debut ombak.
Orang-orang tak pernah tahu dari mana orang tua itu berasal. Tak seorang pun mengenalnya. Beberapa hari ini aku tidak melihatnya di sekitar pantai, padahal biasanya menjelang Isya' aku selalu melihatnya berjalan menyusuri pantai. Namun anehnya ia tak pernah berjalan menuju ke arahku berdiri, ia selalu berjalan menjauh hingga yang terlihat hanya punggungnya yang tampak semakin kecil, lalu menghilang. Aku sempat mengiranya hantu.
Itu peristiwa tujuh puluh tahun silam, saat itu aku berusia dua puluhan tahun. Sekarang aku pun kesepian seperti laki-laku tua itu. Aku pun menemukan kesenangan dengan berjalan-jalan menyusuri pantai tengah malam. Melihat langit penuh bintang, laut, juga malam. Seolah tujuh puluh tahun lalu aku melihat diriku yang sekarang pada laki-laki tua itu. Aku selalu bermaksud ingin berkenalan dengannya, berbincang-bincang, mendengarkan kisahnya ketika masih muda. Namun semua itu hanya ada dalam hati yang sangat jauh, lebih jauh dari bintang-bintang itu.
Begitulah sehari-hari aku menghabiskan malam dengan memandang laut, memandang langit, melamun, seolah aku tidak benar-benar melewati hari itu. Seperti mimpi. Kadang-kadang aku membayangkan, aku dilahirkan sudah dalam keadaan tua seperti ini, tanpa ayah tanpa ibu, lalu siapa yang melahirkanku?
0 benak
benak
ku gantung
kau
di dinding
benak
halusinasi
melumut
di dinding
waktu
bertanya
apa
kau
kau
aku
aku
atau ia
menipu
?
bayang-bayang
terperangkap
dijerat
usia
jadi dinding
waktu
membeku
sejarah
di benak
di benak
tuhan
bertahta
setan
bersemayam
bidadari
bersenggama
idealisme
terpatri
luka
tertoreh
kenangan
janji
tak terucap
hilang
waktu
tangis
benak
lahir
benar
salah
benar
salah
benar
benar
salah
benar
benar
salah
salah
salah
salah
salah
benar
salah
segala yang kau bayangkan
bisa kau wujudkan
benak adalah
awal penciptaan.
ku gantung
kau
di dinding
benak
halusinasi
melumut
di dinding
waktu
bertanya
apa
kau
kau
aku
aku
atau ia
menipu
?
bayang-bayang
terperangkap
dijerat
usia
jadi dinding
waktu
membeku
sejarah
di benak
di benak
tuhan
bertahta
setan
bersemayam
bidadari
bersenggama
idealisme
terpatri
luka
tertoreh
kenangan
janji
tak terucap
hilang
waktu
tangis
benak
lahir
benar
salah
benar
salah
benar
benar
salah
benar
benar
salah
salah
salah
salah
salah
benar
salah
segala yang kau bayangkan
bisa kau wujudkan
benak adalah
awal penciptaan.
0 lend your love to me tonight
lend your love to me tonight
don't ask me who or what is right
I have no strength I cannot fight
just flood my darkness with your light
-nash-
don't ask me who or what is right
I have no strength I cannot fight
just flood my darkness with your light
-nash-
0 renungan waktu
hidup takkan cukup lama. Waktu benar-benar
melesat seperti anak panah.
Apa yang kau harapkan dari hidup yang
singkat ini? tanya bapak tua.
sementara aku berpikir
anak panah itu telah melesat
merenggut jantungku
aku terkapar dengan pikiran, apa yang
kuharapkan dari hidup yang singkat ini.
Sebelum aku benar-benar mati
aku pun bertanya pada anak muda
pertanyaan yang sama
alih-alih menjawab, ia tak menghiraukanku.
ia lupa aku pernah muda sepertinya
kalau tahu waktu akan secepat ini
aku takkan tidur delapan jam sehari
juga tidak akan makan tiga piring nasi sehari
aku takkan memancing di hari minggu
waktu terlalu berharga untuk semua itu
akan kau gunakan untuk apa waktumu?
tanya bapak tua.
Kalau tahu secepat ini
aku akan memilih hidup prihatin
karena hanya orang-orang susah
yang bisa menghayati penderitaan waktu
dan waktu akan setia menemaninya
hingga ia merasa waktu merangkak dengan enggan
sedetik terasa sewindu.
-nash-
melesat seperti anak panah.
Apa yang kau harapkan dari hidup yang
singkat ini? tanya bapak tua.
sementara aku berpikir
anak panah itu telah melesat
merenggut jantungku
aku terkapar dengan pikiran, apa yang
kuharapkan dari hidup yang singkat ini.
Sebelum aku benar-benar mati
aku pun bertanya pada anak muda
pertanyaan yang sama
alih-alih menjawab, ia tak menghiraukanku.
ia lupa aku pernah muda sepertinya
kalau tahu waktu akan secepat ini
aku takkan tidur delapan jam sehari
juga tidak akan makan tiga piring nasi sehari
aku takkan memancing di hari minggu
waktu terlalu berharga untuk semua itu
akan kau gunakan untuk apa waktumu?
tanya bapak tua.
Kalau tahu secepat ini
aku akan memilih hidup prihatin
karena hanya orang-orang susah
yang bisa menghayati penderitaan waktu
dan waktu akan setia menemaninya
hingga ia merasa waktu merangkak dengan enggan
sedetik terasa sewindu.
-nash-
0 Lukisan Kehidupan
apa yang tersisa dari pagi dan siang
sebentuk rasa lelah
sekeping ingatan
warna-warna hidup sirna
semua menjadi merah lalu hitam dalam malam
lukisan realisme kehidupan
telah berubah abstrak
seni yang agung,
tak terpenjara oleh bentuk dan warna
lukisan itu pada setiap jiwa
tuhan lah yang akan mengapresiasinya
-nash-
sebentuk rasa lelah
sekeping ingatan
warna-warna hidup sirna
semua menjadi merah lalu hitam dalam malam
lukisan realisme kehidupan
telah berubah abstrak
seni yang agung,
tak terpenjara oleh bentuk dan warna
lukisan itu pada setiap jiwa
tuhan lah yang akan mengapresiasinya
-nash-
0 Kata Bijak
Kau tidak akan menemukan waktu untuk kegiatan apa pun karena waktu hanya ada jika kita membuatnya sendiri (Charles Buxton 1853-1934)
Kebahagiaan sepanjang kehidupan manusia hanyalah jadwal yang menyibukkan (Francois Voltaire 1694-1778)
Fungsikan dirimu, ambil semua pendidikan yang kau bisa, tapi kemudian berbuatlah sesuatu, jangan hanya diam terpaku menunggu sesuatu terjadi (Lee Jacocca)
Sesuatu yang kemudian menjadi penting untuk dimiliki oleh setiap manusia adalah pendidikan (Emile Durkheim)
Amor vincit omnia (cinta mengalahkan segalanya)
To be something is better than to be nothing, because we can feel no interest in nothing (William Hazlitt)
Truth is not always in a well (Edgar Allan Poe)
Time tells no more truth (Jose Garcia Villa)
Apa yang bisa kau lakukan atau kau impikan bisa kau lakukan, mulailah; dalam keberanian terdapat kejeniusan, kekuatan dan keajaiban (Van Goethe)
Kebahagiaan sepanjang kehidupan manusia hanyalah jadwal yang menyibukkan (Francois Voltaire 1694-1778)
Fungsikan dirimu, ambil semua pendidikan yang kau bisa, tapi kemudian berbuatlah sesuatu, jangan hanya diam terpaku menunggu sesuatu terjadi (Lee Jacocca)
Sesuatu yang kemudian menjadi penting untuk dimiliki oleh setiap manusia adalah pendidikan (Emile Durkheim)
Amor vincit omnia (cinta mengalahkan segalanya)
To be something is better than to be nothing, because we can feel no interest in nothing (William Hazlitt)
Truth is not always in a well (Edgar Allan Poe)
Time tells no more truth (Jose Garcia Villa)
Apa yang bisa kau lakukan atau kau impikan bisa kau lakukan, mulailah; dalam keberanian terdapat kejeniusan, kekuatan dan keajaiban (Van Goethe)
0 Berpikir Positip
Jika kau berfokus pada masalah, maka masalah akan bermunculan.
Berpikir positip harus dikembangkan dalam setiap diri manusia. Seorang bijak mengungkapkan bahwa;
hati-hatilah dengan kata-katamu karena kata-katamu menentukan keyakinanmu,
hati-hatilah dengan keyakinanmu karena keyakinanmu menentukan perbuatanmu,
hati-hatilah dengan perbuatanmu karena perbuatanmu menentukan kebiasaanmu,
hati-hatilah dengan kebiasaanmu karena kebiasaanmu menentukan takdirmu.
Ada contoh menarik mengenai berpikir positip tersebut. Keyakinan diri yang positip terbukti dalam banyak kasus merupakan pendorong yang kuat untuk mencapai sukses.
Di sebuah perguruan tinggi di Amerika pernah diadakan penelitian mengenai hal ini. Para ahli mengadakan tes IQ pada para mahasiswa di suatu kelas. Kemudian para peneliti tersebut dengan curang menukar hasil tes IQ tersebut. Mahasiswa dengan skor IQ tinggi ditulis rendah dan yang IQ nya rendah diberi hasil tinggi. Kemudian para peneliti mengamati perkembangan mereka, dan ternyata pada akhir tahun mahasiswa yang sebenarnya skor IQ nya tinggi namun diberi hasil rendah, hasil prestasi akademiknya pun rendah sementara mahasiswa yang sebenarnya ber IQ rendah dan diberi hasil tinggi prestasi akademiknya pun tinggi. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Para peneliti itu berasumsi bahwa ketika mahasiswa yang beranggapan dirinya bodoh (yang sebenarnya IQ nya tinggi) mendapat nilai baik mahasiswa tersebut mungkin beranggapan bahwa hal itu merupakan suatu kebetulan. Sementara ketika mereka mendapat nilai yang jelek mereka menganggap hal tersebut sebagai suatu yang sudah semestinya. Ketika pada pelajaran matematika mendapat 5 mereka akan mengatakan dalam hati, "aku memang bodoh" dan ketika pada ujian berikutnya mereka mendapat 4 mereka semakin yakin bahwa mereka memang pada dasarnya bodoh. Dan mereka tidak berusaha lebih baik. Sementara mahasiswa yang IQ nya rendah tapi mengira dirinya pintar karena skor tes IQ nya tinggi akhirnya mendapat hasil yang memuaskan. Ketika mendapat nilai baik, mereka menganggap itu sudah semestinya, namun ketika mendapat nilai jelek mereka akan berkata, "aku akan belajar lebih giat lagi, masa IQ ku tinggi mendapat nilai rendah," kemudian dengan keyakinan mereka berusaha memperbaiki nilainya.
Demikianlah keyakinan diri itu menentukan tindakan seseorang. Dan banyak orang yang yakin kalau dirinya memang orang yang bodoh maka ia lalu tidak merasa perlu untuk belajar dengan tekun, tekun tidak tekun toh dia tetap bodoh, pikirnya.
Keyakinan diri seperti itu sangat mungkin berakar pada pengalamannya selama ini. Mungkin orang tua dan lingkungannya turut andil dalam menanamkan keyakinan diri yang negatif tersebut dalam dirinya. Sangat mungkin seseorang berpikir bahwa dirinya bodoh karena ia mengetahui bahwa kakeknya bodoh, orang tuanya bodoh, maka ia pun lantas berkesimpulan bahwa dirinya pun bodoh tanpa mengevaluasi bahwa kemungkinan kebodohan kakeknya dan orang tuanya disebabkan oleh tidak ada kesempatan memperoleh pendidikan misalnya, kemalasan belajar, dan sebagainya.
Jadi jika sekarang kau sedang dan masih berpikir 'aku sungguh mati tidak bisa matematika dan semacamnya maka itulah yang akan benar-benar terjadi.
YOU CAN IF YOU THINK YOU CAN
APA YANG KAU YAKINI ITULAH YANG AKAN TERJADI.
Berpikir positip harus dikembangkan dalam setiap diri manusia. Seorang bijak mengungkapkan bahwa;
hati-hatilah dengan kata-katamu karena kata-katamu menentukan keyakinanmu,
hati-hatilah dengan keyakinanmu karena keyakinanmu menentukan perbuatanmu,
hati-hatilah dengan perbuatanmu karena perbuatanmu menentukan kebiasaanmu,
hati-hatilah dengan kebiasaanmu karena kebiasaanmu menentukan takdirmu.
Ada contoh menarik mengenai berpikir positip tersebut. Keyakinan diri yang positip terbukti dalam banyak kasus merupakan pendorong yang kuat untuk mencapai sukses.
Di sebuah perguruan tinggi di Amerika pernah diadakan penelitian mengenai hal ini. Para ahli mengadakan tes IQ pada para mahasiswa di suatu kelas. Kemudian para peneliti tersebut dengan curang menukar hasil tes IQ tersebut. Mahasiswa dengan skor IQ tinggi ditulis rendah dan yang IQ nya rendah diberi hasil tinggi. Kemudian para peneliti mengamati perkembangan mereka, dan ternyata pada akhir tahun mahasiswa yang sebenarnya skor IQ nya tinggi namun diberi hasil rendah, hasil prestasi akademiknya pun rendah sementara mahasiswa yang sebenarnya ber IQ rendah dan diberi hasil tinggi prestasi akademiknya pun tinggi. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Para peneliti itu berasumsi bahwa ketika mahasiswa yang beranggapan dirinya bodoh (yang sebenarnya IQ nya tinggi) mendapat nilai baik mahasiswa tersebut mungkin beranggapan bahwa hal itu merupakan suatu kebetulan. Sementara ketika mereka mendapat nilai yang jelek mereka menganggap hal tersebut sebagai suatu yang sudah semestinya. Ketika pada pelajaran matematika mendapat 5 mereka akan mengatakan dalam hati, "aku memang bodoh" dan ketika pada ujian berikutnya mereka mendapat 4 mereka semakin yakin bahwa mereka memang pada dasarnya bodoh. Dan mereka tidak berusaha lebih baik. Sementara mahasiswa yang IQ nya rendah tapi mengira dirinya pintar karena skor tes IQ nya tinggi akhirnya mendapat hasil yang memuaskan. Ketika mendapat nilai baik, mereka menganggap itu sudah semestinya, namun ketika mendapat nilai jelek mereka akan berkata, "aku akan belajar lebih giat lagi, masa IQ ku tinggi mendapat nilai rendah," kemudian dengan keyakinan mereka berusaha memperbaiki nilainya.
Demikianlah keyakinan diri itu menentukan tindakan seseorang. Dan banyak orang yang yakin kalau dirinya memang orang yang bodoh maka ia lalu tidak merasa perlu untuk belajar dengan tekun, tekun tidak tekun toh dia tetap bodoh, pikirnya.
Keyakinan diri seperti itu sangat mungkin berakar pada pengalamannya selama ini. Mungkin orang tua dan lingkungannya turut andil dalam menanamkan keyakinan diri yang negatif tersebut dalam dirinya. Sangat mungkin seseorang berpikir bahwa dirinya bodoh karena ia mengetahui bahwa kakeknya bodoh, orang tuanya bodoh, maka ia pun lantas berkesimpulan bahwa dirinya pun bodoh tanpa mengevaluasi bahwa kemungkinan kebodohan kakeknya dan orang tuanya disebabkan oleh tidak ada kesempatan memperoleh pendidikan misalnya, kemalasan belajar, dan sebagainya.
Jadi jika sekarang kau sedang dan masih berpikir 'aku sungguh mati tidak bisa matematika dan semacamnya maka itulah yang akan benar-benar terjadi.
YOU CAN IF YOU THINK YOU CAN
APA YANG KAU YAKINI ITULAH YANG AKAN TERJADI.