Friendship

Friendship
Friendship

Into the Wild

Adventure

Senin, 20 Januari 2014

0 sebatang rokok dan semangkuk mie instan

January 12, 2014 at 8:17am

rokok adalah perlawanan
aku selalu tidak habis pikir, mengapa orang dengan rela menghancurkan dirinya sendiri, secara perlahan. tadinya aku mengira karena mereka tidak tahu dan tidak mau tahu. setiap orang adalah korban kebodohannya sendiri. namun banyak orang hebat yang merokok, winston churcil, albert camus, edgar allan poe, chairil anwar, dan banyak lagi. banyak seniman, penulis, filsuf yang menghabiskan harinya dengan batang-batang rokok, dan mereka seharusnya adalah bukan orang yang lalai dan menjadi korban propaganda iklan. dalam hidup sehari-hari ini ada semacam diskriminasi nilai yang selalu membenarkan penguasa, orang pintar, orang kaya. ketika seorang pintar melanggar aturan, orang akan menganggapnya kreatif, sementara orang kebanyakan dianggap kriminal, atau bandel. hal ini tidak sepenuhnya keliru, aturan itu juga dibuat orang-orang bodoh dan diikuti oleh orang-orang lemah. bagaimana mungkin kita dihukum karena dianggap membahayakan diri kita sendiri karena tidak memakai helm, apakah kita milik negara? kenapa orang yang makan burger atau mi instan, atau rokok, yang jelas berisiko tidak ditangkap misalnya. dalam hal demikian aku setuju bahwa diskriminasi nilai tidak selalu negatif.

pada sisi yang lain, mie instan adalah potret "general ignorance", ketidak pedulian umum. orang tidak peduli karena terlalu malas untuk berpikir. banyak orang yang membiarkan dirinya berada dalam kubangan kemiskinan, kebodohan, kemalasan, dan enggan untuk berubah. banyak yang membiarkan dirinya mengeluarkan kata-kata kasar dan vulgar dan tetap mengira dia dihormati dengan cara itu, banyak yang mengira dengan marah-marah ia akan mengubah keadaan menjadi lebih baik. banyak yang mengira bahwa keadaan mereka adalah takdir tuhan dan mereka harus bersabar untuk tetap berada dalam keburukan itu. mereka memahami makna sebar sebagai 'give up' sementara makna sebenarna adalah 'perseverance' teguh, tabah, tidak mau menyerah. nasihat lukman hakim pada anaknya, 'anakku dirikan shalat, seru kebaikan cegah keburukan, dan bersabarlah terhadap apapun yg terjadi, yang demikian adalah perilaku utama. yesus mengajarkan sabar/tabah dalam tindakannya dengan 'bila ditampar pipi kirimu berikan pipi kananmu, bila dirampok bajumu berikan jubahmu' (kasihilah manusia apapun yang mereka lakukan padamu, tabahlah, kuatlah, jangan biarkan apapun menghalangi kasih sayangmu).

kita selalu bicara rokok dan mie dalam konteks kesehatan. saya yakin kesehatan manusia adalah hak prerogatif manusia sendiri. sumber segala penyakit adalah perilaku manusia itu sendiri dengan tidak memantau apa yang masuk melalui mulut mereka, malas berolah raga, dan sebagainya. sebelum memahami dunia ini setiap manusia harus memahami dirinya sendiri. tubuh manusia adalah kerajaannya. Kalau ia tidak menjaga pintu gerbang dengan ketat, maka tidak lama ketenangan kerajaan akan dihancurkan oleh para penjahat yang masuk karena kelalaian.

aku setuju dengan sokrates bahwa orang baik akan bahagia. orang baik akan berbuat baik pada dirinya. dia akan belajar apa itu kebaikan sebelum melakukannya. orang baik tidak akan sakit, karena sakit adalah potret kejahatan yang ia lakukan, misalnya bermalas-malasan, memasukkan racun dan zat-zat kimia ke dalam tubuh melalui makanan yang tidak ia sadari, Saint Agustin berkata, setiap manusia bersalah atas kebaikan yang tidak dilakukannya.

Posting Komentar 0 komentar:

Posting Komentar