Friendship

Friendship
Friendship

Into the Wild

Adventure

Kamis, 03 Maret 2011

5 Sebatang Rokok

Sebatang rokok tergeletak di bangku taman. Tak ada yang tahu sudah berapa lama ia tergeletak di sana, namun seperti berbicara dengan bahasa universal, sebatang rokok itu mengatakan bahwa ia belum lama berada di sana. Hingga akan ada kemungkinan seseorang kembali untuk mengambilnya.
Seorang banci menangkap isyarat itu, menengok ke kiri dan kanan kemudian dengan sigap mengambil dan menghantarkan rokok itu ke bibirnya yang hitam kemerahan. Adegan itu begitu dihayati dan dinikmatinya seolah memang ada sensasi tertentu. Beberapa detik kemudian banci itu mematikan rokoknya dan buru-buru pergi karena dari kejauhan ia melihat pria berseragam yang dalam pikirannya pasti sedang mengoperasi orang-orang seperti dirinya. Rokok itu tergeletak begitu saja di tempat yang sama, hanya posisinya sedikit bergeser.
Beberapa waktu kemudian seorang preman lewat bangku itu. Matanya yang jelalatan menangkap sekilas pantulan cahaya yang berasal dari sebatang rokok tersebut. Ia telah melewati bangku itu beberapa langkah, namun ia kembali untuk pura-pura membetulkan tali sepatunya. Diangkatnya satu kaki ke bangku kemudian melepas dan mengikat tali sepatunya kembali sembari celingukan apakah ada orang yang memperhatikan. Dan ketika ia yakin tak seorag pun memperhatikannya, segera disambarnya rokok itu dan dengan gaya premannya ia memasukkan sebatang rokok yang sudah dihisap beberapa millimeter itu ke mulutnya yang hitam dan dikelilingi oleh rambut-rambut kaku yang lebat.
Tak lama kemudian, setelah menghadapi siksaan preman itu, sebatang rokok tinggal gabusnya, sudah tinggal puntung. Setelah kenikmatannya dihisap habis, ia dibuang begitu saja, tergeletak di antara sampah-sampah plastic dan daun-daun yang bertebaran di mana-mana. Tak jauh dari tempat itu sebenarnya ada papan cukup besar bertuliskan dilarang membuang sampah sembarangan. Di Indonesia, khususnya di taman itu, tanda tersebut masih rancu. Siapa yang melarang, siapa yang dilarang, apa itu sampah, dan apa itu sembarangan. Si preman menjatuhkan puntung rokok ke tanah tidak bisa dianggap membuang sampah sembarangan. Puntung rokok dan sampah, tanah dan sembarangan tidak begitu saja identik.
Tak lama kemudian seorang pengumpul puntung mengambil puntung tersebut. Ia biasa mengumpulkan sisa-sisa tembakau dari puntung-puntung yang diperolehnya untuk dibuat rokok lagi. Rokok kelas dua yang biasa dihisap para kuli, para mahasiswa, para pengangguran dan orang-orang pegawai yang mau mengirit.
Puntung itu dibuka bersama puntung-puntung lainnya. Pak tua pemungut puntuk menyembunyikan rasa kecewanya karena dari puntung yang baru itu hampir tidak tersisa apa pun kecuali bau dan sampah gabus.
Di bangku yang tadi tergeletak sebatang rokok kini diamati oleh seorang anak muda yang penampilannya modern dan nampak terpelajar. Dengan mudah orang-orang akan mengenalinya sebagai mahasiswa. Wajahnya menyiratkan keraguan bahwa mungkin sebatang rokoknya terjatuh di bangku itu. Ia melongok ke kolong sesaat dan menyadari bahwa rokok itu bisa jatuh kapan saja dan di mana saja. Ia harus bisa melupakan rokok itu dan mengikhlaskan pada siapa pun yang menemukannya atau menghisapnya. Tapi bagaimanapun ia baru saja makan siang, dan rokok adalah penutup yang selalu memberi sensasi enak pada makanan itu dan perasaan positip sepanjang hari. Kini rokok itu seperti sesuatu yang paling berharga sepanjang hari itu. Oleh karenanya ia menjadi malas masuk kuliah. Dengan segan ia masuk kamar kosnya yang berantakan dengan puntung rokok tergeletak di sana-sini. Dihempaskannya tubuhnya ke kasur lantai dan di sana ia mengutuk hari itu.

Posting Komentar 5 komentar:

3 Maret 2011 pukul 04.02 Pegugu mengatakan...

bagus.....

3 Maret 2011 pukul 04.03 Pegugu mengatakan...

lumayanlah....

3 Maret 2011 pukul 17.26 Anonim mengatakan...

good job guys,
and also, good photographs
inspired by the previous old base-camp i guess...

why don't try to publish them in book?

-Lya-

10 Maret 2011 pukul 02.30 Anonim mengatakan...

Great post, kunjung balik y gan!!!

29 Mei 2011 pukul 21.55 Anonim mengatakan...

yo lumayan (by cahe dewe)

Posting Komentar