Friendship

Friendship
Friendship

Into the Wild

Adventure

Rabu, 05 Oktober 2011

0 Kebahagiaan, Sebuah Ilusi

Sebuah konsep, ide, gagasan yang mempengaruhi hidup begitu banyak orang, menjadi tujuan, mimpi, cita-cita makluk yang bernama manusia. Kebahagiaan.

Menurut survei, ada dua hal yang paling sering muncul yang membuat orang bahagia;pekerjaan dan cinta. Menurut Daniel Kahneman, salah seorang peraih nobel, studi tentang kebahagiaan dapat dianalisa melalui dua gagasan, pengalaman dan memori. pengalaman bahagia dan memori bahagia merupakan sesuatu yang sangat berbeda. Misalnya ketika seseorang menikmati sebuah lagu yang indah selama 10 menit, kemudia diakhir lagu tersebut terdapat kerusakan pada CD nya, maka pengalaman bahagia selama 10 menit itu pun ikut hancur oleh beberapa detik kerusakan di akhir lagu. Dengan demikian akhir sangat menentukan. Menurut Paul Bloom, salah seorang dosen psikologi di Yale Univesity, kebahagiaan manusia itu tidak sensitif oleh keadaan. Kebahagiaan tidak akan banyak berubah meskipun seseorang mengalami peristiwa yang besar (baik menyenangkan maupun menyedihkan) dalam hidupnya. Kebahagiaan tersebut pada waktu tertentu yang tidak begitu lama akan kembali pada level kebahagiaan orang tersebut seperti sedia kala. Seorang periang yang dipenjara akan tetap menjadi orang yang periang, seorang pemurung yang memperoleh kekayaan yang besar juga akan tetap menjadi pemurung setelah beberapa waktu.

Tujuan hidup manusia adalah kebahagiaan, dalam istilah Nietsze, kekuasaan dan kesenangan. Semua agama menyodorkan surga (baca:kebahagiaan) kepada penganutnya yang taat. Dari sisi memori dan pengalaman sendiri, yang mana memori mengungguli pengalaman, kebahagiaan (dengan demikian) hanyalah ilusi. Dan karena kebahagiaan itu tidak banyak berubah apapun yang terjadi, maka bila seseorang tidak bahagia dengan keadaannya sekarang, maka ia tidak bahagia apapun keadaanya kemudian di masa mendatang. Kebahagiaan ini membentuk sebuah track di otak manusia yang kemudian memberikan bentuk fisik seseorang tersebut, mempengaruhi bentuk rahang, postur, dan sebagainya.

Banyak orang mengira bahwa kekayaan adalah sumber utama kebahagiaan. Kebahagiaan memiliki paradoksnya sendiri. Apapun yang disebut "kebahagiaan" atau "kesenangan" levelnya akan menurun setelah diperoleh dan menjadi sesuatu yang biasa bila dipenuhi terus-menerus. Pada akhirnya orang yang mengendarai mobil dengan orang yang mengendarai sepeda memiliki level kebahagiaan yang sama karena keduanya telah menjadi "kebiasaan".

Posting Komentar 0 komentar:

Posting Komentar