Aku masih melihat sampah berserakan di tempatku tinggal. Sebulan yang lalu atau dua bulan yang lalu atau jauh sebelumnya aku telah berkomitmen untuk melenyapkan semua sampah di tempat itu, semuanya tanpa terkecuali. Tetapi lihatlah tempat itu sekarang, masih dipenuhi sampah yang berserakan, sampah plastik, daun-daun, kertas, botol-botol, aneka sisa makanan, semuanya berdesakan menunjukkan eksistensinya.
Dulu aku juga berjanji untuk membaca buku seratus atau dua ratus halaman setiap hari, namun hal itu sekarang tinggal cerita. Aku juga pernah berjanji untuk bersama seorang teman perempuan hingga lulus, ternyata juga tidak bertahan lama, aku menganggapnya suatu kebodohan. Dan belum lama yang lalu aku berjanji untuk menerjemah setiap hari hingga sepuluh halaman, namun tidak pernah kulakukan hingga sekarang. Banyak hal yang menunggu kesempurnaan tetap menunggu seperti sedia kala. Sekarang, hari ini, detik ini aku menentukan tujuan hidupku, menjadi penulis. Aku akan menulis semua yang kupikirkan tidak peduli apakah hal itu baik atau buruk biarlah orang lain yang menilainya karena aku tidak punya kepekaan seperti itu dan juga yakin hal itu tidaklah mutlak. Penulis yang buruk adalah penulis, begitu kata orang bijak, seperti halnya mahasiswa yang bodoh adalah mahasiswa. Semua orang hidup dalam sebuah frame yang disebut identitas. Dan beruntunglah karena identitas itu bisa diciptakan sendiri. Aku adalah seorang penulis.
Posting Komentar 0 komentar: