Friendship

Friendship
Friendship

Into the Wild

Adventure

Minggu, 28 Juni 2009

0 Renungan di Puncak Gunung; Kotak Pandora

Kulihat orang-orang, pohon-pohon, danau-danau, lampu-lampu kota, semuanya dari atas gunung. Di sini tempat di mana kehidupan tampak rapuh di mana pohon-pohon tumbang dan enggan tumbuh kembali.
Di kaki Merapi, di balik gubug-gubung bambu temaram, mereka berbincang tentang batu-batu, di kaki Ungaran mereka menyedu teh pahit yang panas dari halaman gunung mereka, di Dieng mereka bercakap tentang kentang yang baru tumbuh di bukit-bukit yang mereka ukir dengan sayur dan buah-buahan. Di Merbabu mereka membicarakan sapi dan kerbau selain harga wortel yang turun saat panen tiba. Orang-orang tua masih bekerja. Mata mereka cekung, tak tahu apakah mereka telah melihat laut sepanjang hidup mereka. Apakah mereka pernah naik kereta api, ataukah mereka pernah pergi ke mall di mana semuanya terbuat dari plastik, bahkan senyum juga terbuat dari plastik. Apakah mereka telah melihat kawan-kawan mereka di kota yang mengemis untuk makan siang. Orang-orang tidak memberi apa pun selain memalingkan pandangan agar mengurangi dilema. Di manakah keluarga mereka, di manakah teman-temannya?
Mari berhenti berbicara soal moral, norma-norma atau agama, lalu apa yang terpikir? Nietscze bilang moral tercipta karena ketakutan.
Jika menyangkut kebahagiaan, apakah itu berhubungan dengan pemuasan nafsu? Makan, seksualitas, bermalas-malasan, minum alkohol, mendengarkan musik, bergurau dengan teman, menonton televisi, membaca novel, dan seterusnya. Apakah hal-hal itu adalah sumber kebahagiaan? Ataukah memegang jabatan, memiliki banyak uang, terkenal, berkuasa, memiliki tubuh yang indah dan sehat, pandai, rupawan, dan seterusnya.
Semua itu ternyata tidak bisa memberi kebahagiaan yang sebenarnya. Kebutuhan setelah terpenuhi ia berhenti di sana, selesai. Memang tidak ada yang bertahan cukup lama di dunia ini, semuanya berubah dengan cepat. Namun siapakah yang mampu menahan lapar yang hanya sebentar itu? siapakah yang mampu berpuasa dari godaan seksual yang terus menerus disodorkan tersebut? Pastilah ada namun juga pasti aku tidak pernah bertemu orang itu. Sebenarnya kita lihat dengan cara yang sederhana saja, menjadi pragmatis, mungkin lebih baik daripada skeptis atau sinis. Mungkin sama-sama tidak baiknya atau malah sama-sama tidak berguna. Jadi semua harus masuk tempat sampah agar dunia ini bersih termasuk tempat sampah itu sendiri juga harus dimasukkan ke tempat sampah dan tempat sampah yang di dalamnya tempat sampah juga harus dimasukkan ke tempat sampah.

Posting Komentar 0 komentar:

Posting Komentar